Warning: session_start(): open(/home/wartaslot/public_html/src/var/sessions/sess_36c584e1ec4675b60eb51c7cc10408f2, O_RDWR) failed: No space left on device (28) in /home/wartaslot/public_html/src/bootstrap.php on line 59

Warning: session_start(): Failed to read session data: files (path: /home/wartaslot/public_html/src/var/sessions) in /home/wartaslot/public_html/src/bootstrap.php on line 59
13 Bom di Jakarta (2023) - Wartaslot

13 Bom di Jakarta (2023)

7 months ago 77
ARTICLE AD BOX

Badan Kontra Terorisme berpacu melawan waktu untuk mengungkap dalang di balik penempatan 13 bom di Jakarta sebelum kota tersebut dilanda kekacauan.

Seorang pria bernama Arok sedang mempersiapkan dirinya. Setelah memandangi sejenak foto anak dan istrinya yang tertempel di cermin, dia keluar dari kamarnya. Sementara itu di jalanan, sebuah mobil polisi mengawal mobil pengangkut uang negara.

Di sisi lain, di sebuah kantor startup bernama Indodax, para staf sedang bersorak sorai setelah menerima pendanaan dari modal ventura sebesar 100 milyar. Indodax adalah sebuah perusahaan berbasis teknologi yang mempertemukan penjual dan pembeli memperdagangkan aset digital terbesar di Indonesia. Terlihat tiga staf inti dari Indodax yang bernama Oscar, sang founder, dan William, sang co-founder, beserta Agnes, pacar William.

Arok terlihat sedang mengintai iring-iringan mobil pengangkut uang dengan berpura-pura memperbaiki aliran listrik. Ketika mobil itu berlalu, ia mengeluarkan senjata RPG yang disembunyikannya. Ia pun menembak mobil pengangkut uang itu dan tepat mengenainya hingga mobil terbalik.

Semua orang panik dan berlarian. Tak berselang lama, anak buah Arok yang lain datang dan baku tembak antara polisi dan teroris pun tak terhindarkan. Para teroris dengan mudah mengalahkan para polisi. Akhirnya, Arok meledakkan mobil pengangkut uang tersebut hingga uang-uangnya berhamburan. Warga yang ada di sana pun segera berebutan mengambil uang tersebut.

Berita tersebut pun terdengar oleh Badan Kontra Terorisme Indonesia yang dipimpin oleh Damaskus. Terlihat juga di sana ada Karin dan juga Emil. Lalu ada staf IT, Fajar, dan juga Gita. Tidak lama kemudian, firewall mereka diretas oleh teroris yang bertanggung jawab atas kejadian tersebut. Arok mengatakan bahwa ia telah menyebarkan 13 bom yang disebar di Jakarta. Dia meminta tebusan 100 Bitcoin yang ditransfer melalui Indodax, jika tidak, Arok akan meledakkan bom-bom tersebut setiap 8 jam sekali.

Setelah siaran itu berhenti, Damaskus meminta Karin untuk menyelidiki mengapa firewall mereka bisa dibobol. Di sisi lain, Emil dan anak buahnya diperintahkan oleh Damaskus untuk menangkap pendiri Indodax. Mereka berdua akan diinterogasi karena di siaran tadi Arok sempat menyebutkan perusahaan Indodax.

Oscar dan William berhasil diamankan di kantor. Emil pun menginterogasi keduanya. Oscar menjelaskan bahwa Indodax hanyalah platform jual beli di mana semua orang berhak bertransaksi di dalamnya. Dan kemungkinan alasan Arok memilih tebusan Bitcoin karena transaksi Bitcoin itu sifatnya anonim dan sangat susah untuk terdeteksi. Oscar pun bersikap kooperatif dan mau mengirimkan 100 Bitcoin miliknya kepada teroris.

Arok langsung menyuruh anak buahnya yang jago IT bernama Waluyo untuk mencairkan semua Bitcoin tersebut. Damaskus menyuruh semua staf IT untuk mencari IP address dari pencairan tersebut dan mereka berhasil menemukan lokasinya di lantai 8 di sebuah gedung perkantoran di pusat kota.

Damaskus segera memerintahkan Emil dan anak buahnya ke lokasi. Di sana, baku tembak pun tak terhindarkan. Damaskus memantau dan memberi arahan dari pantauan CCTV gedung. Sementara itu, Arok dan Waluyo terlihat keluar gedung setelah sebelumnya memasang beberapa bom.

Emil dan anak buahnya berhasil mencapai lantai 8, namun ruangan tersebut kosong. Tak lama setelah itu, bom pertama diledakkan di gedung bursa efek yang tak jauh dari mereka, disusul bom kedua. Sementara Arok terlihat sudah meninggalkan lokasi tersebut.

Damaskus murka. Dia akhirnya menginterogasi Oscar dan juga William. Damaskus mengatakan bahwa mereka berdua membuat Arok selangkah lebih depan saat ini. Namun, Oscar mengatakan bahwa mereka tidak terlibat sama sekali dengan perencanaan tersebut. Tak lama kemudian, seluruh media penyiaran nasional diretas. Arok menebar ketakutan ke masyarakat.

Damaskus kemudian meminta Oscar dan William untuk bekerja sama. Kalau tidak, Damaskus memiliki banyak bukti di mana mereka berdua menerima uang 100 miliar dari investor baru mereka yang bisa dianggap sebagai kasus pencucian uang.

Damaskus menyuruh Karin untuk mengawasi mereka berdua dan melakukan investigasi lebih lanjut karena dia dipanggil menghadap ke presiden. Sepeninggal Damaskus, Oscar dan William memohon kepada Karin untuk kembali ke kantor Indodax. Mereka akan mengambil laptop mereka sekaligus menghubungi keluarga bahwa mereka baik-baik saja.

Karin mengijinkan mereka dan memberi mereka handphone untuk memudahkan komunikasi. Sebelum pergi, William sempat mengambil kartu nama Karin di atas meja. Mereka diantar Gita dan dua orang pengawal.

Sesampainya di Indodax, Gita dan dua pengawal menunggu di luar. Agnes datang menanyakan kabar mereka seharian. Oscar menyadari bahwa handphone yang diberikan Karin tentu dibekali penyadap. Jadi mereka memutar rekaman video keras-keras agar Karin tidak bisa mendengar suara mereka.

Sebuah link tiba-tiba muncul di layar saat Oscar membuka komputernya. Muncul pertanyaan-pertanyaan untuk memastikan mereka adalah pihak dari Indodax. Setelah semua terverifikasi, muncul sebuah video penyerangan mobil pengangkut uang sebelumnya. Jadi bisa disimpulkan bahwa orang yang telah menghubungi mereka saat ini adalah Arok. Arok juga mengirimkan pesan bahwa mereka sebenarnya adalah teman.

Mereka merasa dijebak oleh teroris. Mereka pun berniat untuk melarikan diri. Sementara itu, Karin menyadari bahwa sadapan handphonenya hanyalah sebuah rekaman meeting. Karin pun memberitahu Gita bahwa Oscar dan William telah melarikan diri. Gita pun mencoba mengejar mereka namun tidak berhasil.

Gita kembali ke markas dan melapor kepada Karin. Damaskus tiba dan mengetahui berita bahwa Oscar dan William telah kabur. Damaskus pun tampak kecewa kepada Karin. Dia men-skors Karin dan menyuruhnya pulang.

Keesokan paginya, teroris kembali meledakkan bom. Kali ini sasaran mereka adalah kereta MRT. Oscar, William, dan Agnes yang sedang dalam pelarian memilih meninggalkan mobilnya karena plat mobil mereka sudah terdeteksi. Mereka mencuri laptop dari sebuah mobil karena butuh koneksi untuk masuk ke server Indodax dan menyelidiki. Mereka curiga, para teroris sejak awal sudah berencana melibatkan Indodax.

Dari pertanyaan-pertanyaan saat mengakses link yang diberikan teroris, mereka akhirnya mengenai angka yang menyebut tanggal 22 Mei 2010, yang berarti hari itu adalah Bitcoin Pizza Day. Pizza Day cerita seorang penambang awal Bitcoin asal Florida menukarkan 10.000 Bitcoin miliknya dengan dua pizza berukuran jumbo, dan itu adalah transaksi paling pertama dari crypto. Mereka kemudian mencari di map mengenai lokasi Pizza Day di Jakarta yang merujuk pada sebuah gereja.

Sementara itu, Karin yang melihat ledakan bom kereta dari berita memutuskan untuk bertindak sendiri. Dia kembali ke markas namun tidak bisa masuk ke ruangan, identitasnya sudah tidak bisa terbaca lagi. Karin pun mengambil senjata di gudang dan bertekad menemukan Oscar dan William.

Oscar, William, dan Agnes menuju gereja tersebut. Oscar dan William memutuskan masuk. Mereka menyuruh Agnes menunggu di luar dan menyerahkan kartu nama Karin. Agnes harus segera menghubungi Karin jika terjadi apa-apa pada mereka berdua.

Di dalam gereja, anak buah Arok pun datang dan mengacungkan pistol ke arah mereka berdua. Mereka akhirnya diculik dan dibawa ke markas Arok. Agnes yang melihat hal tersebut segera menghubungi Karin dengan telepon yang dia beli dari pasar gelap. Karin pun menemui Agnes dan segera pergi ke command center kepolisian untuk mengecek CCTV.

Oscar dan William tiba di markas Arok. Mereka berdua mengenali Arok yang ternyata adalah salah satu orang yang pernah menghadiri pertemuan pertama dari Indodax. Merekalah yang memperkenalkan uang digital kepada Arok, dan meyakinkan Arok bahwa sistem keuangan konvensional yang korup dapat digantikan.

Arok juga melakukan hal itu karena ingin berbalas dendam atas kematian istri dan anaknya. Di mana istri meninggal dunia karena gantung diri, karena tertipu perusahaan asuransi yang korup. Arok merasa di atas angin dan mulai melewati batas. Dia memerintahkan untuk meledakkan bom di bandara. Waluyo terlihat tidak senang dengan keputusan yang diambil Arok, namun dia tidak bisa apa-apa.

Saat di dalam kamar, Oscar mengajak Waluyo menghentikan itu semua karena tersisa 10 bom yang belum meledak, dan itu bisa menambah jumlah korban jiwa bagi masyarakat sipil. Lalu mereka bertiga pun kemudian diam-diam bekerja sama untuk menonaktifkan bom-bom tersebut. Waluyo pun akan ke ruangan komando untuk membuka akses terminal dan komputer utama, sementara Oscar dan William akan mengaktifkannya dari dalam kamar menggunakan laptop Waluyo. Satu persatu bom pun dinonaktifkan. Staf IT di sana kemudian menyadari bahwa hal itu adalah ulah dari Waluyo.

Arok menodongkan pistol ke kepala Waluyo. Dia segera menyadari bahwa bukan Waluyo yang menonaktifkan bomnya, melainkan Oscar dan William. Dia langsung memerintahkan anak buahnya untuk menangkap mereka, sementara Waluyo berhasil melarikan diri.

Waluyo berhasil bertemu Oscar dan William. William menanyakan mengapa cuma ada 12 bom dan Waluyo pun menjelaskan bahwa bom yang ke-13 tersebut ada di tangan Arok berbentuk Malware yang baru saja ia buat. Dan sepertinya, Arok mempunyai penyusup di kantor Kontra Terorisme karena untuk mengaktifkan Malware tersebut, mereka butuh super komputer yang ada di kantor itu.

Sementara itu di kantor Kontra Terorisme, Gita menangkap sinyal mencurigakan dari sebuah pabrik yang terbengkalai di pinggiran kota. Damaskus segera memerintahkan seluruh anak buahnya termasuk Gita dan Emil untuk menyerbu tempat tersebut. Damaskus juga menyuruh mereka untuk bekerja sama dengan pihak polisi.

Sementara itu, Arok menembaki mereka bertiga. Waluyo menyuruh Oscar dan William untuk kabur dan menyerahkan handphonenya. Tak berapa lama, Waluyo tertembak dan tewas di tangan Arok.

Oscar segera menghubungi Karin, dan menyuruhnya melacaknya dari sinyal handphonenya. Karin dan Agnes segera tancap gas ke lokasi. Sesampai di lokasi, Karin mengajarkan Agnes menggunakan pistol untuk pertama kalinya. Mereka pun masuk ke bangunan dan menemukan Oscar dan William. Karin segera menyuruh mereka bertiga keluar dan menunggunya di mobil.

Arok memberikan semangat kepada anak buahnya untuk siap berperang melawan pasukan Emil dan kepolisian. Tidak lama kemudian, pasukan kepolisian pun datang dan aksi baku tembak pun tak terhindarkan. Arok yang merupakan mantan pasukan khusus, begitu mudah melumpuhkan beberapa polisi tersebut seorang diri.

Sementara itu di kantor, Damaskus salah mengira bahwa Fajar adalah mata-mata Arok. Namun ternyata, sikap mencurigakannya selama ini hanya karena dia sedang memantau pergerakan harga bitcoin yang membuatnya rugi besar. Damaskus dan beberapa anak buahnya yang tersisa segera menuju ke lokasi untuk menyusul yang lainnya.

Gita dan tiga anak buahnya berhasil bertemu Arok. Dia langsung menyuruh Arok menyerah. Saat anak buahnya hendak melucuti Arok, tiba-tiba Gita menembak mereka dari belakang. Terungkaplah bahwa Gita lah selama ini yang menjadi mata-mata Arok. Dia merupakan adik Ipar Arok yang juga berniat balas dendam atas kematian kakak dan keponakannya. Arok segera menyerahkan flashdisk berisi malware kepada Gita dan menyuruhnya untuk segera menyebarkannya.

Emil muncul memergoki dan menembaki keduanya. Arok pun menyuruh Gita untuk melarikan diri, sementara dia menghadapi Emil. Duel sengit pun terjadi. Saling tembak dan saling pukul. Namun ternyata Arok berhasil menembak leher Emil. Arok pun berhasil melarikan diri.

Karin muncul dan menemukan Emil yang sudah sekarat. Di saat-saat terakhirnya, Emil menyuruh Karin untuk mengejar Gita yang sedang menuju ke kantor. Karin, Agnes, Oscar dan William kemudian dengan cepat-cepat menyusul Gita.

Sementara itu, Gita telah tiba di kantor. Fajar yang sudah tahu bahwa Gita adalah pengkhianatnya mencoba menghentikannya. Namun Gita berhasil menghabisi Fajar. Tidak hanya itu, staf yang ada di ruangan tersebut juga ia bunuh satu per satu.

Karin dan yang lainnya menerobos masuk dengan menabrak gerbang. Mereka menemukan Fajar dan staf lain yang tewas dibunuh Gita. Mereka pun segera menuju ruang server, di mana Gita sedang melancarkan aksinya untuk memasukkan Malware.

Sementara itu, Arok yang melarikan diri terlihat sudah letih. Ia pun terhenti di tengah jalan dan bertemu dengan Damaskus dan pasukannya. Di saat yang sama, Karin berusaha meyakinkan Gita untuk menghentikan aksinya, namun Gita tidak terpengaruh dan tetap menekan tombol enter. Agnes refleks menembak perut Gita, dan membuatnya roboh.

Dalam keadaan genting, Oscar dan William bekerja sama untuk menghentikan penyebaran malware. Karin memeluk Gita yang sekarat dan menyesalkan tindakannya. Di tempat lain, Arok nekat berusaha merebut pistol Damaskus. Damaskus pun langsung menembak kepala Arok.

Oscar dan William akhirnya berhasil menghentikan penyebaran malware.

 

The post 13 Bom di Jakarta (2023) appeared first on Sinopsis Film.

Read Entire Article